Selain minta Ampunan, Mintalah RahmatNya Allah!

Beberapa bulan belakangan ini, saya selalu pantengin video terbaru dari beberapa channel ustadz-ustadz di YouTube. Sebenarnya ini cuma sebuah jalan menebus kerinduan pengen ngaji langsung dengan para ustadz-ustadzah seperti pas mondok di Ar-Rohmah Putri dulu. Rindu sekali belajar sambil ngartiin kitab-kitab sambil terpesona dengar penjelasan-penjelasan beliau semua. Tapi karena sekarang bisanya seperti ini.. yah itu sudah bersyukuuur sekali masih dikasih keinginan untuk mendengarkan nasihat kebaikan sama Allah.

Nah, Salah satu channel yang paling notifnya langsung saya samnbut karna biasa muncul di jam-jam ngaso di malam hari, adalah channel ustadz Oemar Mita Syameela. Selalu mengena sekali kajian dari beliau. 

Malam ini, video al-ustadz Abu Bassam berputar mengiringi lembur malam saya sambil mengisi eRKAM. Website yang hampir 1 tahun terakhir ini cuma saya buka bolak-balik demi berharap ada keajaiban yang terjadi. Tapi pembukaan video berisi potongan inti dari kajian beliau, membuat saya berhenti dan merenung mendengarkan lanjutannya.

"Eh, kita itu loh! Masuk surga itu bukan semata karena semua amal sholeh kita, tapi karna rahmat dan kasih sayang dari Allah!" Suara khas beliau menggema dari speaker gawai dan kalimat itu benar-benar bikin saya berhenti menatap layar laptop di depan saya.

Ya Allah. Apa niatku selama ini benar? Apakah doa-doaku selama ini sudah mengharapkan rahmatNya Allah??? Kayak mau nangis dan langsung istighfar sebanyak-banyaknya.

"Yang bisa menjadikan kita bisa mendapatkan properti surga dengan seluruh dasyhyatnya kenikmatan yang ada di sana ya karna kasiannya Allah sama kita, bukan karena ibadahnya kita. Siapa yang bisa menolongmu kalau kamu sudah tidak dikasihi sama Allah?? Siapa yang bisa mengangkat kita dengan kemuliaan kalau Allah sudah meninggalkan kita? Makanya butuhnya manusia kepada RahmatNya Allah itu lebih besar daripada apapun. Karna kita untuk diampuni sama Allah saja itu karena RahmatNya Allah."

Kayak yang bener juga ya. Soalnya kita gak pernah tau, memangnya ibadah kita sah? Memangnya ibadah kita berpahala? Bisa saja ibadah kita justru bikin kita berdosa karna terselip setitik riya. Bisa jadi perbuatan baik kita tertolak karna disertai secuil ujub di hati. Bisa saja taubat kita gak diterima karna taubatnya gak serius 😭 Allahummaaa. 

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda: 
لَمَّا قَضَى اللَّهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِي كِتَابٍ فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ الْعَرْشِ إِنَّ رَحْمَتِي تَغْلِبُ غَضَبِي
"Ketika Allah menetapkan penciptaan makhluk, Dia menulis di dalam Kitab-Nya, yang berada di sisi-Nya di atas Arasy, 'Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku'." (HR. Bukhari No. 3194 dan Muslim No. 2751)

Bahkan dalam surat Ghofir yang ketika para nabi mendoakan orang- orang beriman dan bwrtaubat saja, yang disebut duluan adalah RahmatNya Allah. 

Jadi ingat cerita Nabi Musa yang Allah suruh untuk datang ke sebuah kampung demi memandikan jenazah seorang laki-laki yang ditelantarkan oleh penduduk sekitar karna dianggap "sampah masyarakat" akibat perbuatan buruknya semasa hidupnya. Sediih.
Nah, penasaran nggak tuh, apa sih yang terjadi sampai seorang nabi yang berbicara langsung dengan Allah, kalimullah, diperintah datang untuk menunaikan hak-hak jenazah tersebut.
Yap, semua karena Rahmat, Kasih Sayang dan Rasa Kasiannya.
Allah menjawab ketika Nabi Musa mengadukan hal tersebut, "Wahai Musa, memang betul dia adalah pendosa. Tapi ada satu hal yang tidak diketahui olehmu dan para orang-orang itu yaitu bagaimana lelaki itu sebelum meninggal dunia. Ketika ia jatuh sakit sebelum ajalnya, ia sempat bertaubat nasuha dengan doa yang begitu aku sukai yaitu *ya Allah, dosaku banyak, maksiatku menggunung tinggi. Kalau Engkau tidak memaafkan diriku dan tidak menerima taubatku, maka Syaitan akan bergembira karna aku tidak mendapat RahmatMu. Para nabi dan waliMu akan bersedih karna ada satu hambaMu yang tidak mendapat RahmatMu yang begitu Besar. Tapi jika Engkau memaafkan dan menerima taubatku, maka syaitan akan bersedih karna ternyata RahmatMu lebih besar daripada Murkamu, dan para wali serta nabi akan bergembira karna RahmatMu mengalahkan murkaMu."* Dan karena doa itulah Musa, aku mengampuni dan memberi Rahmat kepadanya." Lalu Nabi Musa menyelesaikan hak-hak jenazah tersebut untuk dimandikan hingga dikuburkan.

Allahumma. Ya Allah, anugerahi kami RahmatMu hingga akhir hayat dan dalam perjalanan menuju sisiMu. Sebegitu besarnya manifestasi cintaMu dengan perwujudan Rahmat tapi hamba khilaf dan tidak pernah bersungguh-sungguh meminta itu.

"Bertawassul dengan kebaikan yang kita buat itu baik, tapi bertawassul dengan pengakuan dosa dan mengharapkan ampunan serta rahmat dari Allah itu penting dan lebih disukai oleh para Nabi. Karna sampai detik terakhir dalam kehidupan kita pun kita masih selalu membutuhkan ampunan dan rahmat Allah bahkan hingga ketika dihisab."

Robbanā dzolamnā anfusanā waillam taghfirlanā watarhamnā lanakuunannā minalkhoosiriin.
Ya Hayyu ya Qayyum, bi rahmatika astaghith, asalih li shani kullahu, wa la takilni ila nafsi tarfata 'ayn.


Batakte, 30 November 2024