Limaadza anti tabassam-tabassam? Nahnu go to Swalayan.
Sudah 2 minggu lebih ini, saya sering senyum-senyum ketika mendengar para santri berbicara? Semenjak lughoh agak sedikit diperketat, dan kami mencoba memberikan muhadatsah baru secara rutin, santri mulai mencampur-campur kosakata sebisa meraka.
Hangat rasanya hati ini setiap mendengar perbincangan mereka. Meski dengan
grammar atau nahwu shorof yang tidak pada tempatnya, mereka tetap berusaha
menerapkan kalimat-kalimat atau kata-kata yang sudah dipelajari. Bahasa arab,
inggris dan dicampur dengan bahasa baku. Di asrama, di masjid, di sekolah, di
swalayan, di mana-mana.
Peran ustadzah Halimah sebagai penyedia mufrodat dan ustadzah Nur sebagai
penanggung jawab lughoh sangat besar di sini.
Aku tidak tau sampai kapan ini bisa bertahan, karena beberapa kendala mulai
terlihat.
Satu hal yang perlu diketahui, kami bergerak atas inisiatif sendiri dan
kami tidak punya orang yang lebih di atas yang betul-betul mengontrol kami.
Sehingga ketika kami mulai kendor, tidak akan ada yang memanggil kami untuk
mengevaluasi kami. Atau sekedar menegur kami.
Mendekati satu tahun di sini, salah satu hal paling besar yang kuharapkan
adalah ada pendisiplinan pengasuh asrama secara rutin oleh orang yang kami
segani. Saya tidak tau kapan "futur" akan melanda dan ketika suatu hal sudah
sedikit bergeser dari batas-batas, saya rasa kami butuh orang yang kami segani
untuk menegur dan mengevaluasi kami. Semogakami segera mendapatkannya ya
Allaah... Aaamin
OK. That’s All for today’s post.
Terimakasih sudah membaca!😊
0 Response to "Limaadza anti tabassam-tabassam? Nahnu go to Swalayan."
Silahkan tinggalkan komentar di sini. - Please, leave a comment here.