Tentang kebiasaan menyuruh siswa. Pantaskah? #RandomThought
Entah aku yang terlalu sering merasa “tidak enakan” jadi manusia, atau memang menyuruh siswa adalah bagian dari hal biasa yang patut alias lazim bin wajar saja dilalukan oleh orang-orang dengan status guru (yang berada dalam satu instansi).
Ketika teman-teman guru lain bisa dengan gampangnya sering memanggil seorang siswa untuk disuruh (I typed “disuruh” because they almost never said “minta tolong” in every case) melakukan sesuatu untuk kepentingan pribadi dirinya (guru tsb.), saya selalu jadi orang yang diam-diam melakukan hal yang disuruh itu seorang diri.
KETIKA rekan guru sejawat lain bisa dengan mudahnya meminta seorang siswa pergi berbelanja ke kios yang hanya berjarak kurleb 9 meter untuk kepentingan perut tanpa memberi sang siswa imbalan, menyuruh siswa mengangkat gallon berisi air tanpa memberinya sedikit imbalan di akhir, meminta siswa memotong sayur untuk makan siang sementara guru tsb. malah duduk berselonjor atau tidur-tiduran, meminta diambilkan ini atau itu ketika guru tsb. sebenarnya sedang luang dan maish bisa melakukannya, MAKA saya akan jadi orang yang merasa “tidak enak” sendiri ketika hal yang disuruh adalah sesuatu yang menyangkut kepentingan saya juga.
Tentu saja saya pernah meminta tolong beberapa muris untuk melakukan sesuatu. Tapi itupun terjadi ketika saya betul-betul kerepotan, tidak bisa menanganinya sendiri, butuh bantuan, dan untuk catatan penting bagi diri saya sendiri: hal yang saya mintai tolong menyangkut kepentingan siswa yang dimintai tolong juga, dan jika menurut saya hal itu adalah hal yang berat (seperti mengangkat gallon berisi air atau barang berat dari kios ke ruangan saya yang berjarak kurleb 12 meter), maka saya akan memberi mereka imbalan kecil berupa segelas minuman seperti Vita Jelly atau sebungkus biscuit Roma Malkist rentengan.
OK. Mungkin ada yang akan mengangap bahwa saya terlalu berlebihan. Saya sendiri kadang merasa karena ini adalah efek saya sebagai overthinker. TAPI meskipun saya sudah memikirkan ini berulang-ulang, entah dengan alasan bahwa kami adalah guru dan yang disuruh adalah murid, kami adalah ustadzah dan yang disuruh santri, saya masih tetap merasa bahwa meminta tolong orang lain padahal kita masih bisa melakukannya, menyuruh orang lain padahal kita sedang santai-santai, menyuruh orang lain melakukan hal berat tanpa menghargai mereka dengan sedikit imbalan, adalah hal yang kurang sopan untuk dilakukan.
Yep! That’s it! Karena saya memikirkannya sebagai hal yang kurang pantas alias kurang sopan apabila dilakukan dibawah kondisi yang telah saya highlight merah diatas.
Terimakasih telah membaca postingan tidak jelas yang berasa #darikepala saya ini.
Kalau menurut para teman-teman guru, para pembaca sekalian, gimana? Kalian kalau minta tolong ke siswa, apa aja pertimbangannya?
Kalau menurut para teman-teman guru, para pembaca sekalian, gimana? Kalian kalau minta tolong ke siswa, apa aja pertimbangannya?
0 Response to "Tentang kebiasaan menyuruh siswa. Pantaskah? #RandomThought"
Silahkan tinggalkan komentar di sini. - Please, leave a comment here.