Gimana ya supaya adek-kecil tidak ribut saat sholat di masjid?
Assalamu’alaikum
teman-temaaaan... Ramadhan sebentar lagi pamit π’
Kalian udah
ngapain aja selama bulan yang pahala dilipatgandakan ini?
Sedih sih ya
kalo misalnya kita gak banyak ngelakuin banyak hal padahal sebenarnya kta bisa?
Semoga kita diberi umur barokah supaya bisa jumpa di bulan be brkah tahun depan!
Aamin.
Alhamdulillah dari
Ramadhan, saya dapat beberapa pengalaman baru nih, yang kadang sepele tapi
ternyata cukup penting untuk kenyamanan kita semua. Yah, meskipun saya belum jadi ibu-ibu yang berkecimpung dengan masalah mengurus anak sendiri, tapi setidaknya saya punya pengalaman menjaga adik-adik kecil lah ya... Dan kali ini saya mau post tentang pengalaman membujuk anak
kecil agar bisa anteng saat kita ajak sholat di masjid.
Ilustrasi: πΈKayyishaπΌ |
Oh
iya, sebelumnya warning dulu, ini akan jadi sebuah cerita yang sedikit panjang
agar lebih terasa bagaimana prosesnya. Tapi kalau malas baca, yaudahlah…. Gapapa…bisa
langsung gulir ke bawah di bagian rangkumannya. Eheheheh.
πCatatan penting: Ini saya alami dengan adek-adek saya yang berumur 4 dan 8 tahun yang mana mereka sudah cukup umur untuk mencerna apa yang disampaikan ke mereka.
Ceritanya, pas Ramadhan, saya biasanya menyempatkan diri untuk sholat tarawih di masjid dekat rumah. Nah, biasanya kalo saya pergi ke masjid, adik-adik sepupu saya yang imut-imut dan masih suka bermain, sering ikut juga. Ibu mereka seneng dong ya… anak-anaknya semangat ikut pergi sholat karena ada saya sebagai
Tapi e tapi…
Sampai di masjid, dimulailah tantangannya. Masuk shaf, duduk, heum... adik yang
kelas satu SD sudah celingak-celinguk lihat teman-teman kecil lainnya di teras
masjid yang berlarian kesana kemari dan tertawa (saya nulisnya sambil nyayi
lagu ‘Akad’ hehehe). Tapi dia belum berani bergerak, sepertinya karena saya
masih bisa mengawasi, jadi dia hanya ketawa-ketiwi liat kelakuan teman-temannya
itu. Etapi… Akhirnya begitu sholat Isya’
dimulai, tempat dia sebentar-sebentar kosong sebentar-sebentar berisi karena
dia menyusul teman-temannya untuk bermain-main dan kadang balik lalu pergi lagi
sambil haha-hihi ala anak kecil. Merasa bersalah banget dah saya habis salam,
kena pelototan dari ibu-ibu kompleks yang saya tak kenal satupun itu. Ehe.
Masuk
ke saat ceramah sebelum tarawih, kakaknya yang kelas 4 SD mulai uring-uringan.
Pengen beli pentol cilok yang dijual abang-abang deket gerbang masuk masjid
katanya. Saya bilang, “Yuk. Sholat dulu ya dek. Beres sholat, kita bisa beli.”
Pertama kali dia diam, tapi akhirnya permintaannya berulang sampe berkali-kali
bersungai-sungai dan saya lelah. Pengen nunjukin muka marah khawatir dia malah
makin nangis. Permintaannya saja udah berakhir pake airmataπ£. Saya pun meng-iyakan dengan syarat habis beli, langsung balik ke shaf tempatnya
sholat. E tapi namanya dia keluar, ketemu dengan teman-temannya yang lagi pada
main diluar. Akhirnya tempatnya tak terisi hingga sholat Witir selesai, dan
selama itu pula suara tertawanya dan teriakannya yang emang keras banget itu
kedengaran menggelegar tiap beberapa menit.
Habis sholat
saya harus mencari-cari keberadaannya lagi diantara sesaknya jama’ah.
Sebenarnya jarak rumah dan masjid dekat-dekat saja. Tapi ini sudah malam euy,
dia kan gadis kecil. Kalau si kecil yang kelas satu sudah kembali ke tempatnya
lalu terlelap pulas ketika sholat Witir akan berakhir. Mungkin dia sudah lelah
ketawa dan berlari-larian, juga kenyang.
Sepanjang
perjalanan pulang ke rumah, saya ngambek ke mereka dan bilang “Besok kak Ummu
mau berangkat sendiri saja lah, biar kak Ummu sholatnya bisa tenang” Dan
si kecil kelas 4 hanya menjawab lirih “Ah… Kak Ummu, kita juga ikut kooo?”
Saya hanya diam.
Besoknya saat
akan berbuka puasa, mereka senyam-senyum dengan manisnya ke saya sambil dan
terjadilah percakapan ini.
Kelas
4 : “Kak Ummu, nanti malam kami sholat
tarawih lagi eee?”
Ummu : “Boleh. Tapi kalian tidak boleh ribut ya?”
Kelas 1 : “Iya kaka. Kita tidak ribut lagi. Kita duduk diam saja”
Ayahnya ikut menegur.
Ayahnya:
“Iya itu ya. Bagus sekali itu kalau kalian tidak ribut-ribut. Karena disana itu
rumah Allah dan banyak orang-orang lagi sholat, lagi beribadah. Kalau sholat
itu enaknya di suasana tenang. Kalau ribut, kan kita tidak khusyuk to nak?”
Mereka
berdua mengangguk.
Ayahnya: “Ibu, nanti jangan kasih uang
jajan di mereka eee. Biar ko mereka sholat saja, tidak piker mau beli ini itu.
Nanti pulang baru makan di rumah lagi. Kasih uang untuk kasih masuk ke kotak
amal saja” (lanjut ayahnya kepada ibunya”
Saya tersenyum melihat betapa manutnya mereka mendengar ceramah singkat ayahnya tentang
masjid dan sholat.
Selesai sholat
Maghrib lalu makan malam, mereka sudah ancang-ancang pakai pakain yang bersih
dan cantik, siap-siapin mukenah dsbg, lalu duduk menunggu saya dengan manisnya.
“Kami ikut eee kaka? Dilanjutkan dengan janji manis. “Kita tidak ribut
lah kaka….”
Cusss!!! Berangkatlah
kami ke masjid bergandengan. Seperti malam kemarin, saya selalu usahakan agar
tempat duduk kami jauh dari anak kecil lainnya. Atau setidaknya, jauh dari
teman yang mereka kenal. Bahkan diantara mereka berdua pun saya pisahkan dengan saya ditengah
mereka.
Selesai sholat isya’, mereka tetap dudk dengan tenang. Karena mereka tidak membawa uang selain untuk infaq, mereka lupa pada urusan merengek mau beli pentol cilok diluar. Saat ceramah berlangsung, mereka sudah mulai bosan. Tapi saya ajak ngobrol hal-hal kecil seperti “Dek… tau gak kalau mendengarkan ceramah itu bisa dapat pahala kebaikan?” atau “Dek… Kak Ummu punya tebak-tebakan nih.” Lalu saya kasih mereka tebak-tebakan sambil tetap berusaha mengkondisikan suara kami agar tidak menganggu yang lain. Kalau mereka bisa bertahan di shaf mereka. Nanti hadiahnya mereka saya belikan pentol cilok.
Selesai sholat isya’, mereka tetap dudk dengan tenang. Karena mereka tidak membawa uang selain untuk infaq, mereka lupa pada urusan merengek mau beli pentol cilok diluar. Saat ceramah berlangsung, mereka sudah mulai bosan. Tapi saya ajak ngobrol hal-hal kecil seperti “Dek… tau gak kalau mendengarkan ceramah itu bisa dapat pahala kebaikan?” atau “Dek… Kak Ummu punya tebak-tebakan nih.” Lalu saya kasih mereka tebak-tebakan sambil tetap berusaha mengkondisikan suara kami agar tidak menganggu yang lain. Kalau mereka bisa bertahan di shaf mereka. Nanti hadiahnya mereka saya belikan pentol cilok.
Begitu terus
selama beberapa malam Ramadhan saya dirumah. Sesekali si kecil kelas satu
keluar, tapi langsung saya panggil lagi agar masuk dan duduk dengan tenang dan
saya nasihati lagi tentang apa yang baik dan tidak baik dilakukan di masjid.
Berhasil, meski pada beberapa kesempatan gagal karena dia lebih memilih asyik
bermain dan kebanyakan berujung dia tertidur. Hukumannya, dia tidak dapat
pentol cilok, dll yang bisa didapatkan kalau berhasil mengikuti rangkaian
sholat dengan baik. Hahahaha.
Susah memang
ya mengurus dan mendidik itu. Tapi kita sebagai orang yang lebih ‘besar’ harus
tetap berusaha mendidik mereka, sambil belajar dan kita juga harus melihat,
apakah kita sudah menjadikan diri kita sebuah teladan yang baik untuk mereka.
OK. Untuk
rangkumannya. Saya tulis lagi hal-hal yang dilakukan agar adik-adik saya ini
tidak gaduh sata sholat di masjid. Cukup ampuh lah ya, tapi perlu perbaikan
lagi kedepannya. Hehe. Oh iya, kayaknya pas nih buat ibu-ibu (saya kan juga
calon ibu ya). Biar wah, kasih judul gini aja….
Cara
agar si Kecil Anteng saat sholat di masjid.
- Sebelum berangkat ke masjid, kasih tau si kecil adab-adab baik yang boleh dilakukan di masjid. Terutama adab saat orang sedang sholat.
- Siapin mereka dalam keadaan berpakaian untuk sholat. Jadi jangan pakai baju yang biasa mereka pakai main sehari-hari.
- Seperti poin nomor dua, jangan kasih celah agar si kecil berpikiran untuk bermain di masjid. Misalnya: Kasih uang untuk infaq di kotak amal saja, tapi jangan kasih uang untuk beli jajan.
- Bimbing si kecil dari rumah sampai masjid lalu tempatkan mereka di shof sholat dekat dengan kita agar mudah diawasi. Dan usahakan jauhkan dari anak kecil lainnya apalagi teman main mereka sehari-hari.
- Kalaupun si kecil masih bermain-main, ingatkan lagi tentang kebaikan-kebaikan di masjid. Usahakan si kecil tetap berada di shafnya.
- Kasih apresiasi kalau dia berhasil atau teguran kalau dia tidak berhasil.
- Jangan lupa agar mencontohkan hal yang baik ke mereka. Mereka akan lihat bahkan meniru apa yang kita lakukan. Jadi kalau kita ingin mereka melakukan yang naik, kita juga harus.
Gitu aja. Semoga berhasil sih ya. Ini pengalamanku saja.
Sekian~
Semangaaat
terus untuk kita semua!!!
wkwkwkwkwkw, ya ampun Ummu, salut banget!
ReplyDeleteBelajar ngangon bocah mah ini :D
Tapi salut banget deh ama Ummu, mau berpikiran lebih bijak dengan tidak langsung memarahi mereka.
Bawa anak ke masjid emang penuh tantangan.
Saya rela ga ke masjid selama Ramadan ini, saking ga mau kena pelototan emak2 lainnya.
Tapi akhirnya si kakak ga ada yang pantau di masjid huhuhu
Kalau anaknya enggak bisa diem waktu dibawa ke mesjid,...suruh ngegym aja dulu te,..kalau anaknya udah letih pasti nanti enggak rewel lagi di mesjidnya,..ha-ha ππ
Delete@Reyne
DeleteAlhamdulillahnya lagi bisa tahan2 marah itu mbak... Kadang mah meletus aja. Hihi.
Kalau anaknya belum ngerti emang penuh tantangan. Jadi harus kita kasih ngerti.
@Kuanyu
Hahahahaaa. Iya atuh nggak rewel, da sampe masjid langsung weh tidur gegara capek.
hahahaha kan juga malu ya dipelototin ibu-ibu lainnya, juga saya merasa terganggu kalau sholat ada anak berisik, mending sholat di rumah aja, aman hahahaha
Delete@Rey... Mantep mbak.. Cari amanπ
Deletehehe tapi dengan adanya anak kecil suasana mesjid jadi indah :D ya emang sih karna mereka masih tahap pembe;ajaran. tpi harus tetap dibimbing
ReplyDeleteYup setuju.
DeleteJangan jauhkan mereka dari masjid, tapi bimbing mereka agar mengerti bagaimana bersikap di masjidπ
Betul banget itu teh,..memang ada baiknya kita yang dewasa mengajarkan adab ketika di tempat ibadah dan tempat lainnya juga agar anak tidak bertingkah sembarangan π
ReplyDeleteSepakat... Yang dewasa yang punya tanggung jawab untuk memberi tahu dan contoh bagaimana harus bersikap di semua tempat ibadah.
DeleteSebagian dari mereka terkadang bikin rusuh dan memprovokasi temannya untuk selalu bermain hehee namanya juga anak, gak main ga ceria.. dimanapun... namun itu perhatian orang tua adalah hal terpenting dalam memberikan contoh dan teladan yang baik.
ReplyDeleteKalau anaknya suka rewel terus,..lempari barbel aja teh,..ππ
Delete@Sahroni.
DeleteSetujuuu... :)
@Kuanyu.
Wadooohπ
Hebat de Ummu, thanks ya sharingnya
ReplyDeleteTerimakasih juga mbaaak..
Deletetips yang bagus mbak, apalagi untuk saya yang berencana punya istri lebih dari 3, siapa tau nanti anak2 dari para istri saya pada mau ikut ke Masjid, sepertinya cara ini bisa diterakan,
ReplyDeletewah ini rencana yang patut untuk ditiru,,,saya yang baru aja punya satu jadi punya keinginan nih wkwk
Deletelanjutkan,,, rencanakan, dan laksanaklan,,, wkwkwwk,,,
DeleteSiap komandan,,,,akan saya laksanakan dengan penuh tanggung jawab wkwkwk
Delete@kotanopadotcom
DeleteWah... Bisa itu.. Sekalian memakmurkan masjidπ
Semoga berhasil @kotanopadotcom dan @ekopriantoblog.idπͺπͺπͺπͺπͺ
DeleteDunia anak2 emang gitu ya masih suka main, minta jajan...kalau udh dibiasakan begini, nnt besarnya mudah utk diajak disiplin termasuk dlm beribadah
ReplyDeleteIya. Dunia mereka jadi tidak perlu untuk dimarahi, kita yang dewasa harus pintar-pintar memberi tau.
DeleteBanyak orang-orang di sekitarku tuh takut bawa anak kecil ke mesjid, apalagi ibu-ibu muda, jadi mereka shalat tarawih di rumah.
ReplyDeletePadahal sebenarnya, kalau kita yakin dan bisa belajar dengan tips-tips yang kakak sebutin (btw, aku setuju sama tips-tipsnya), pasti anak-anak juga mau kok anteng.
Aku paling nggak setuju anak-anak di kasih uang jajan kalau lagi ke masjid... mending nggak, biar mereka anteng.
Makasih tipsnya ya Kak, semoga makin banyak kakak, tante, om, atau mama muda yang berani mengajak si kecil shalat tarawih.
Soalnya dengan kita ngajak, kita sedang melatih mereka untuk beribadah.
Iya kak. Kalaupun dikasih uang jajan, harus sambil diingatkan apa tujuannya ke masjid.
DeleteMakasih juga sudah berkunjung~
pertama, namanya juga anak-anak biarin aja.
ReplyDeletekedua, ada benarnya juga sih mesti diajarin yang baik mulai dari dini.
ketiga, kadang orang tua gak ada apresiasi saat anak berhasil melakukan suatu kebaikan tapi ada hukuman kalo anak melakukan kesalahan.
poin tiga yang mestinya diseimbangkan.
Sepakaaaat bangeet
DeleteMakasih kak, artikelnya sangat membantu nih...
ReplyDeleteSama-sama.
DeleteTerimakasih juga sudah berkunjung~
Keponakan gw dong tiap di bawa ke Masjid lari ke sana kemari -____-'
ReplyDeleteHahaa. Nggak papa... Tinggal diingatkan saja :)
Deleteummu kenapa tidak updte artikel lagi hehe. ditunggu nih
ReplyDeleteMungkin lagi lebaran mas,..ha-ha π
DeleteHahaha. Puasa update artikelπ
DeleteKondisi anak kecil yang begitu memang sudaj wajar terjadi. Tinggal kita sebagai orang tua harus pandai dalam mengarahkan..
ReplyDeleteSalam
Hello admin
Woow Nice article I am like your post. "Perfect"
Good job Tanks For sharing
Please follow me back and Good luck
Youtube Vs book What's On Your Mind Most assume No ...
Yup. Setujuu :)
Deletekemaren rame ada masjid yang melarang anak kecil. Sungguh naif menurut saya. Kapan lagi mereka melihat orang sholat jika mereka gak bisa masuk masjid
ReplyDeleteWah... Baru tau nih... Sedih :(
DeleteRame kok beritanya mba.
DeleteMalah pengalaman pribadi nih. Anak ke 3 saya sampe trauma ke masjid deket rumah gara2 dibentak pengurus masjid karena dia gak pake kopiah. Akhirnya saya ma dia klo sholat ke masjid yang lain
Yah kasian... Padahal bisa pake ngomong baik-baik atuh kopyah doang mah...
DeleteSelamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan bathin ππ
ReplyDeleteSelamat lebaran pak... Semoga mudiknya menyenangkan :)
DeleteSaya pikir kehadiran anak-anak di mesjid adalah sesuatu yang positif bagi perkembangan anak itu sendiri.
ReplyDeleteKalau masalah ribut mah, dulu kita kecil pun rasanya tidak jauh berbeda dibandingkan mereka. Biasanya cukup dengan kalimat halus untuk mengingatkan dari yang tua-tua di sekitar sudah lebih dari cukup untuk membuat mereka agak tenang.
Yang agak susah itu kalau antara umur 1-3 tahun karena belum bisa mengerti, tetapi sebenarnya bagus juga sebagai tantangan bagi para orangtua yang ada di mesjid bagaimana beribadah tanpa merasa terganggu oleh kehadiran para bocah itu. Bisa kok kalau diniatkan
Setujuuuu
DeleteWahhh bener bangett tuh, kadang jadi gak fokuss jugaa.. tapi yah mau gimana lah yaa
ReplyDeleteHehhehe. Hanya perlu diarahkan sajaπ
Deletekalau pengurus masjidnya menerapkan shaf khusus anak-anak dan dijaga saat sholat mungkin bisa mengurangi keributan. kalau ditempat saya anak-anak ditempatkan di shaf belakang dan terpisah 3 shaf pada shaf akhir jamaah umumnya. kemudian dijaga mbak sama pengurus masjid secara bergantian. jadi anak-anak cenderung tidak ribut. aman malah. selesai sholat magrib langsung belajar ngaji.
ReplyDeletelebih bagus lagi kalau habis magrib ada setor hapalan qur-an sebanyak tiga ayat atau lima ayat. kalau ayatnya panjang, paling 1 ayat.
Saran yang berguna nih... Besok2 mau coba terapkan lah.. Makasih pak.....
Deletememang anak kecil jadi masalah sekali di mesjid tapi tak boleh dilarang untuk datang ke mesjid kita mesti bijak sangat menangani hal ini terimkasih saya akan coba tips di atas
ReplyDeleteSepakaaat..
DeleteTerimakasih jugaaa..
di masjid desa ane juga getu, pas sholat jamaah anak anak kecil rame dan gaduh di belakang sof sholat, tapi ya itulah anak-anak, yang penting jangan sampai mengganggu ibadah sholat kita :)
ReplyDeleteIya. Masih kodratnya untuk bermain... Tinggal kita arahkan saja ituπ
Delete