Danau Betung - Riau; Objek Wisata Yang Terlupakan
Siang itu, setelah 40 menit berpacu dari jalan raya utama
Kabupaten Pelalawan bersama tanah debu putih khas Riau, kami sampai di desa
tempat diselenggarakan perlombaan bola antara desa di Pelalawan. Kami duduk
menonton pertandingasn hingga menjelang Ashar. Pertandingan baru selesai pukul
16:40. Setelah berfoto bersama pemain dari desa yang kami dukung, pukul 17: 30,
temanku mencolekku. Katanya kami harus segera pergi dan berburu bersama waktu
untuk bisa melihat-lihat sebentar Danau Betung yang ada di desa sebelah.
“Jalan kesini jauh, jadi biarpun sebentar saja disana, mari
kita nikmati pemandangan disana.” Katanya.
Aku manut. 20 menit duduk di atas Revo. Kami sampai di
sebuah tempat dimana temanku memberhentikan motor.
“Sudah sampai?” tanyaku.
“Sudah.”
Aku mengernyitkan keningku.
Dihadapanku, bentangan air yang luas. Di pojok, beberapa gadis
kecil asyik cekikikan sambil mandi dan cuci baju.
OK. Kesan pertama yang saya dapat.
Kok sepi dan kurang terlihat menarik ya?
Kesanku ini bukan tanpa alasan. Selain memang waktu itu tidak ada pengunjung
selain kami, bangunan yang ada disana juga terlihat tidak terawat. Banyak
sekali lumut yang menggumpal di pinggiran. Jembatan kayu masuk ke area danau
yang melintang disisi kiri danau sudah rusak (anjlok kebawah) sehingga saat
melewatinya kami harus melompat. Bangunan rumah kayu sebagai ikon utama danau
ini juga terlihat kusam. Beberapa pintu dan jendelanya terlihat rusak, dan
lagi-lagi jembatan kayu penghubung ke rumah itu pun ada yang rusak. Kami yang
tadinya sangat ingin berfoto di rumah itu jadi megurungkan niat kami.
Gazebo-gazebo yang ada disekitar rumah adat ditengah danau juga ada yang sudah
runtuh. (Sayangnya saya lupa mengabadikan ini)
Sepertinya semua yang saya sebutkan diatas, menjadi penyebab Danau
Betung ini sepi pengunjung. Oh iya. Satu lagi yang menurut saya menjadi
penyebab Danau Betung terlupakan, yaitu akses jalan kesana yang masih terbilang
kurang bagus (terutama untuk pengguna motor), karena sepanjang perjalanan,
pandangan kita terhalang oleh debu-debu dan kita menghirup debu.
Menindaklanjuti keheningan yang ada, aku dan temanku mulai
mengangkat kamera dan berselfie ria. Pemandangan disana cukup indah. Ditambah
latar sunset yang belum terlalu jingga karena masih pukul 17:36. Haha :’D
Beberapa langkah dari tempat kami berfoto-foto, ada beberapa
sampan yang sedang berlabuh. Entah untuk apa, mungkin untuk keliling danau.
Tapi karena terlihat sepi penjaga, kami tidak bisa bertanya-tanya dan
berkeliling lebih lanjut di area danau ini.
Sepulang dari kunjungan singkat kami ini, aku penasaran dan mulai
membaca di Google. Ternyata danau ini diresmikan tahun 1985, dan dulu area
danau sering digunakan untuk acara adat dan perlombaan dayung.
Sebenarnya, tempat ini bisa memiliki daya tarik tersendiri jika lebih diberikan perhatian dalam penataan dan perawatannya. Rumah adat ditengah danau itu adalah daya tarik yang sangat unik. Ditambah beberapa perahu (sampan) yang mengapung dipinggiran danau, bisa jadi salah satu fasilitas dimana pengunjung bisa diajak berkeliling danau dengan sampan-sampan itu.
Hemmm.. Mari kita berharap agar pemerintah setempat bisa segera turun tangan mengurus Objek Wisata Danau Betung ini yaaa…
Salam😊
0 Response to "Danau Betung - Riau; Objek Wisata Yang Terlupakan"
Silahkan tinggalkan komentar di sini. - Please, leave a comment here.